Lyric

Di langit senja, warna redup tersisa

Satu kelopak bergoyang — suara seperti bunga lonceng

Tak bisa ku sentuh, tak pernah tergapai

Bahkan memanggil namamu pun terlarang

Hanya dengan satu kata, seakan segalanya bisa hancur

Ku pandangi punggungmu, seperti dalam doa

Hati ini yang masih rindu padamu

Takkan hilang, walau ku sembunyikan

Tak bisa mekar sempurna

Hanya menatap malam yang sunyi

Harapan yang tak kuberi tahu siapa pun

Terurai di dalam angin

Andai ku bisa sentuh hatimu

Sekejap saja — itu sudah cukup

Tetes bulan menetes di kelopak mataku

Senyum jauh menggema di dadaku

Suara dari hari yang takkan kembali

Berapa kali kucari dalam mimpi?

Meski musim berlalu, tak pernah pudar

Masih mekar dalam hati seperti bunga lonceng

Seandainya aku bisa selalu di sisimu

Mungkin aku bisa ucapkan kata-kata yang tertahan

Perasaan rapuh dan sementara

Masih tetap di sini

Kenangan yang tak bisa dicuri siapa pun

Meski terhempas oleh waktu

Saat mereka mekar, begitu nyata

Kucatat selamanya

Tak terlihat oleh siapapun

Mekar di angin

Cinta yang tak bersuara ini

Diam-diam terbang di langit

Aku telah memikirkanmu selama ini

Cinta tanpa nama ini

Meski tak pernah kembali

Kuberjanji — ini bukanlah dusta

Meski tak pernah sampai padamu, tak apa

Yang kuinginkan hanyalah kebahagiaanmu

Biarkan aku diam-diam berdoa dari jauh

Masih mekar, anggun, dalam ungu pucat

Memeluk cinta yang tak pernah sampai

Meski begitu, seperti bunga lonceng, aku mekar

Tenang dan teguh, tetap di hati

Dalam ungu pucat, seperti hari itu