Lyric

Pagi hangat tembok beton

Kopi pahit di tanganku

Asap rokok yang padam perlahan

Membawa bayang masa lalu

Menjadi inti yang busuk

Indah terbungkus luar

Namun di dalamnya

Abu surat terbakar

Aku terluka di tepi tajam

Dalam cermin, asing menatap

Lewat mataku, ia tahu semua

Rahasia yang kusimpan diam

Pikiranku terjerat rapat

Dalam simpul kawat berduri

Angin simpan melodi lama

Menyusuri rumah tua

Nada biru semakin dekat

Kutari dalam sepi malam

Segelas wiski di genggamanku

Cahaya hangat putar piringan hitam

Aku terluka di tepi tajam

Dalam cermin, asing menatap

Lewat mataku, ia tahu semua

Rahasia yang kusimpan diam

Pikiranku terjalin erat

Dalam simpul kawat berduri

Hujan belah gelap malam

Telanjang kaki dalam air

Lampu redup sentuh pipiku

Pintu tua berderit ramah

Rumah peluk hangat sunyi

Di luar jendela cahaya lelah

Kumpulkan pecahan kenangan

Aku terluka di tepi tajam

Dalam cermin, asing menatap

Lewat mataku, ia tahu semua

Rahasia yang kusimpan diam

Pikiranku terjerat rapat

Dalam simpul kawat berduri

Sunyi berteriak dalam nadiku

Seribu suara panggil namaku

Aku terpecah, terbakar api

Namun tak ada yang melihatku

Kawat berduri kian menjerat

Kuhela napas berkarat