Lyric

Fajar sedih, seperti asap abu yang tajam

Di kejauhan, samar, hampir tak terlihat

Tak dapat kulihat, tak dapat kutangkap cahaya di matamu

Malam masih tidur, beristirahat dalam mimpimu

Sinar menyentuh atap rumah dan bumi

Bintang terakhir padam, cahaya redup lenyap

Dunia diam, tanpa suara dan tanpa arti

Waktu seakan berhenti, membeku di udara

Fajar yang tak tertangkap, sedih

Hari baru datang, rahasia hilang

Hanya seruling menangis pahit tentang diriku

Biola merobek hati dalam sunyi yang berdering

Fajar yang tak tertangkap, asing, tak dikenal

Melodi lama, tak bahagia dari lagu baru

Fajar yang tak tertangkap, asing, mengintai dalam bayangan

Hilang di ladang, di kebun, dalam mimpi

Momen itu, awal, melodi baru terdengar

Namun samar, tak indah, dan tak bahagia

Seperti asap tajam, larut lagi dalam air mata

Dalam suara terdengar hanya kecemasan dan takut

Biola sedih, menusuk dalam sunyi kristal

Seruling menangis, menceritakan aku

Fajar yang tak tertangkap, sedih

Hari baru datang, rahasia hilang

Hanya seruling menangis pahit tentang diriku

Biola merobek hati dalam sunyi yang berdering

Fajar yang tak tertangkap, asing, tak dikenal

Melodi lama, tak bahagia dari lagu baru

Drum menabuh ritme jelas, tak terelakkan

Aku hanya mendengar: "Hancur, hancur, dunia ini hancur!"

Kupangku telinga, kupicing mata, agar tak menembus hati

Fajar, di mana cahaya, di mana matahari, menghilang?!

Pagi rapuh, berdering, seperti kaca dingin

Kupahami deringnya, cahaya menyinari dan menghancurkan

Fajar baru datang, hari baru tak dikenal

Matahari menyinari, meninggalkan bayangan di hati

Fajar yang tak tertangkap, sedih

Hari baru datang, rahasia hilang

Hanya seruling menangis pahit tentang diriku

Biola merobek hati dalam sunyi yang berdering

Fajar yang tak tertangkap, asing, tak dikenal

Melodi lama, tak bahagia dari lagu baru

Ritme drum jelas, tak terelakkan

Hidup harus terus, kita harus hidup

Fajar sedih

Rahasia hilang